Digitalisasi membuat nilai-nilai manusia terdegradasi. Oleh karena itu perkembangan revolusi industri 4.0 dengan artificial intelligence tetap harus mengarusutamakan nilai manusia atau manusia tetap menjadi pilar utama pembangunan karena hal tersebut masih sangat penting, seperti di Jepang yang telah mengenalkan society 5.0 berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Tegas Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, pada kegiatan pembinaan kepegawaian Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, di Aula Kantor BKKBN Kalteng, Senin (9/12).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Deputi Bid. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dwi Listyawardani selaku Plt. Deputi Bid. Pengendalian Penduduk BKKBN, Kepala OPDKB Kabupaten Kotawaringin Timur, serta pejabat Administrator dan Pengawas di lingkungan Perwakilan BKKBN Prov. Kalimantan Tengah.

“Sebelumnya saya juga pernah menjadi PNS di pedalaman saya pernah juga Nugal (menanam padi), nyuwar (mencari ikan) dan mandi di sungai mahakam, maka saya paham PNS itu harus menjadi pelayan masyarakat dan saya tahu pelayanan di daerah itu butuh keseriusan. Kemudian sebagai pemimpin atau pelayan masyarakat harus memiliki Ethos (etika), logos (logika) dan pathos (empati) mengutip filsuf Yunani kuno Aristoteles”, ungkap Hasto

Kepala BKKBN menyampaikan pesan dari seorang pendeta waktu beliau bertugas sebagai dokter di pedalaman Kutai, Kalimantan Timur. “Pak Dokter kalau memperlakukan dan melayani orang lain harus dengan perasaan tapi kalau memperlakukan diri sendiri tidak dengan perasaan hanya fisik saja kalau fisik kita sehat sudah cukup”.

Kepala BKKBN

Digitalisasi membuat nilai-nilai manusia terdegradasi. Oleh karena itu perkembangan revolusi industri 4.0 dengan artificial intelligence tetap harus mengarusutamakan nilai manusia atau manusia tetap menjadi pilar utama pembangunan karena hal tersebut masih sangat penting, seperti di Jepang yang telah mengenalkan society 5.0 berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Tegas Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, pada kegiatan pembinaan kepegawaian Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah, di Aula Kantor BKKBN Kalteng, Senin (9/12).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Deputi Bid. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dwi Listyawardani selaku Plt. Deputi Bid. Pengendalian Penduduk BKKBN, Kepala OPDKB Kabupaten Kotawaringin Timur, serta pejabat Administrator dan Pengawas di lingkungan Perwakilan BKKBN Prov. Kalimantan Tengah.

“Sebelumnya saya juga pernah menjadi PNS di pedalaman saya pernah juga Nugal (menanam padi), nyuwar (mencari ikan) dan mandi di sungai mahakam, maka saya paham PNS itu harus menjadi pelayan masyarakat dan saya tahu pelayanan di daerah itu butuh keseriusan. Kemudian sebagai pemimpin atau pelayan masyarakat harus memiliki Ethos (etika), logos (logika) dan pathos (empati) mengutip filsuf Yunani kuno Aristoteles”, ungkap Hasto

Kepala BKKBN menyampaikan pesan dari seorang pendeta waktu beliau bertugas sebagai dokter di pedalaman Kutai, Kalimantan Timur. “Pak Dokter kalau memperlakukan dan melayani orang lain harus dengan perasaan tapi kalau memperlakukan diri sendiri tidak dengan perasaan hanya fisik saja kalau fisik kita sehat sudah cukup”.

Pembinaan Kepegawaian BKKBN